Bagian-Bagian Gitar Klasik
A.
Bentuk Gitar Klasik
Tubuh gitar klasik terdiri dari tiga
bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin
penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada
enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala. Bagian leher terdapat
di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira
seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19
pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi
tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada
ruang di antara logam-logam fret.
Bagian badan gitar berfungsi sebagai
tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai.
Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan
belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara
terdapat lubang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya
bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang
penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading
pembatas (disebut bridge)
pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).
Bagian-bagian
Gitar
1
Head (Kepala)
Kepala atau bagian atas dekat
mekanis penala pada bagian kepala gitar biasanya terdapat ukiran.
2
Pegs (Penyetem)
Mekanis penala yang terbuat dari
besi atau logam. Pada mekanis penala terdapat sekrup atau putaran terbuat dari
tulang tipis, fungsinya untuk menarik dawai yang telah dipasang pada gitar.
3
Nut (Penumpu)
Tulang pipih dan tipis mempunyai
enam buah alur untuk dawai. Nut berfungsi untuk menahan dawai-dawai yang
diletakkan pada enam buah alur tadi, sehingga jarak antara dawai satu dan
lainnya sejajar.
4
Fingerboard (Papan Jari)
Papan jari atau papan untuk menekan
jari-jari tangan kiri, terbuat dari jenis kayu yang keras, dengan ukuran
panjang kira” 44 cm dan lebar kira” 5 cm. Papan jari terletak diatas leher
gitar.
5
Frets (Besi Pembatas)
Kata frets berasal dari bahasa
perancis kuno “Ferrete” yang berarti “diikat dengan besi “ atau logam tipis
yang terpasang di atas sepanjang papan jari.
6
Hell (Tumit)
Bagian bawah gagang atau leher gitar
dengan bentuknya yang melengkung.
7 Sound
Hole (Lubang Suara)
Lubang suara yang terdapat pada
papan depan gitar , terbuat dari jenis kayu yang lembut yang berfungsi untuk
mengeluarkan suara pada gitar.
8
Bridge Base (Tempat Jembatan)
Papan bergaris Terletak di bagian papan depan
gitar
9 Sideboard
(Papan Samping)
Bagian sisi gitar. Bagian sisi
terbuat dari jenis kayu yang keras.
10
Backboard (Papan Belakang)
Papan belakang, terbuat dari jenis
kayu keras. Papan belakang terdiri dari dua belahan kayu tipis yang dihubungkan
menjadi satu
B.
Dasar-dasar Memainkan Gitar
Teknik
umum yang digunakan dalam membawakan gitar klasik meliputi cara memegang dan
cara memainkan. Gitar dipegang dengan pertolongan footstool, yaitu alat penyanggah kaki yang
tingkat ketinggiannya dapat diatur. Dalam keadaan duduk di atas kursi tanpa
lengan, kaki kiri menginjak footstool
sementara gitar diletakkan di atas paha kiri. Dalam posisi ini, di samping
bagian atas paha kiri, ada tiga tempat lain pada tubuh pemain yang menahan
kemantapan posisi gitar, yakni bagian dada, titik tumpuan lengan kanan di
antara pergelangan dan sikut, serta bagian dalam paha kanan.
Dalam kurun waktu sekitar
lima tahun terakhir telah diproduksi berbagai alat lain sebagai alternatif dari
footstool
seperti misalnya guitar rest
oleh Wolf Orchestral Accessories, dan A Frame™ oleh Sageworks--keduanya buatan
Amerika. Dengan peralatan baru semacam itu, kaki kiri dapat tetap menginjak
lantai sehingga pemain merasa lebih rileks dan berkonsentrasi terhadap
musik yang sedang dibawakan.
Dawai-dawai gitar dipetik oleh
jari-jari tangan kanan dengan dua cara. Yang pertama disebut apoyando (diambil dari
bahasa Spanyol) yang dilakukan dengan petikan jari yang gerakannya berhenti
ketika menyentuh dawai berikutnya di atas dawai yang sedang dipetik. Teknik ini
akan memproduksi sebuah nada tunggal yang berat atau mantap sehingga
penggunaannya yang lebih tepat untuk membawakan melodi.
Teknik
yang kedua disebut al
ayre yang diterapkan
dengan cara menghindari dawai berikutnya di atas dawai yang dipetik. Petikan
ini menghasilkan suara yang ringan dan memungkinkan jari-jari untuk membunyikan
beberapa nada secara simultan. Dengan demikian, petikan al ayre lebih sering
digunakan untuk membawakan bagian-bagian akor (chordal passages) dan arpeggio (broken chord).
Tingkat
ketinggian nada (pitch)
diproduksi dengan dua cara dan kombinasi di antara keduanya. Cara pertama
adalah sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan tentang fingerboard di muka,
ketinggian nada-nada dihasilkan dengan cara menempatkan jari-jari kiri pada
petak-petak fingerboard
dengan gerakan horizontal. Cara kedua adalah dengan petikan jari-jari tangan
kanan yang melintasi keenam dawai secara vertikal.
Dawai
gitar teratas memiliki tingkat ketinggian nada yang paling rendah, demikian
secara berurutan ke bawah memiliki tingkat ketinggian yang lebih tinggi. Dengan
demikian, pada cara pertama tingkat ketinggian nada diproduksi dengan gerakan
ke kiri untuk memperoleh nada-nada rendah dan ke ke kanan untuk nada-nada atas.
Sedangkan pada cara yang kedua, gerakan jari ke atas untuk menghasilkan
nada-nada yang rendah dan ke bawah untuk menghasilkan nada-nada yang tinggi.
KESIMPULAN
gitar
klasik memiliki perkembangan historis yang lebih panjang dan rumit. Sebab, pada
akhirnya gitar klasik berkembang secara terpisah dari gitar-gitar yang lain.
Bukan hanya karakteristiknya yang berbeda, tapi juga musiknya yang senantiasa
didiskusikan dalam arus besar musik klasik.
Satu
kelemahan yang ada pada gitar klasik dibandingkan dengan alat musik lain yakni
volumenya yang paling lemah. Kemiripan karakteristik gitar dengan piano tentu
saja telah membuat alat musik ini kalah kuat dan kurang produktif dibanding
piano. Satu hal lagi kelemahan gitar klasik adalah alat musik ini tidak akan
pernah menjadi anggota standar orkestra, kecuali sebagai solois.
Tapi, biar bagaimanapun,
keunikan gitar telah menciptakan suatu komunitas khusus di seluruh dunia di
mana anggota-anggotanya berkomunikasi melalui berbagai festival dan kompetisi
internasional, konser-konser, internet, berbagai jurnal gitar, dan
rekaman-rekaman. Dan yang lebih penting lagi, gitar klasik adalah sebuah
alternatif instrumen solo yang lebih mudah untuk dipindah-pindahkan (mobile) dan murah di
banding piano.
oh itu to gitar klasik :))), makasih ilmunyaa gannn :D
ReplyDeleteiya sama2 mas.. makasih juga atas kunjungannya, semoga bermanfaat :)
ReplyDeletewah bermanfaat bgi itu bagi para gitaris klasik.makasih bro :)
ReplyDeletetrimakasih mas atas kunjungannya :), semoga bermanfaat mas bagi para gitaris klasik di indonesia :)
Deletekunbal ya mas :)
Deleteok sudah..makasih mas
Deletebagus artikelnya... makasih :)
ReplyDeleteiya, trimakasih.. sering2 mampir mas
Deletegood artikel
ReplyDelete