Total Pageviews

Wednesday 17 July 2013

BAGIAN BAGIAN GITAR KLASIK

Bagian-Bagian Gitar Klasik

A. Bentuk Gitar Klasik

         Tubuh gitar klasik terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala. Bagian leher terdapat di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19 pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang di antara logam-logam fret.

         Bagian badan gitar berfungsi sebagai tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai. Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara terdapat lubang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading pembatas (disebut bridge) pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).











Bagian-bagian Gitar
1 Head (Kepala)
            Kepala atau bagian atas dekat mekanis penala pada bagian kepala gitar biasanya terdapat ukiran.
2 Pegs (Penyetem)
            Mekanis penala yang terbuat dari besi atau logam. Pada mekanis penala terdapat sekrup atau putaran terbuat dari tulang tipis, fungsinya untuk menarik dawai yang telah dipasang pada gitar.
3 Nut (Penumpu)
            Tulang pipih dan tipis mempunyai enam buah alur untuk dawai. Nut berfungsi untuk menahan dawai-dawai yang diletakkan pada enam buah alur tadi, sehingga jarak antara dawai satu dan lainnya sejajar.


4 Fingerboard (Papan Jari)
            Papan jari atau papan untuk menekan jari-jari tangan kiri, terbuat dari jenis kayu yang keras, dengan ukuran panjang kira” 44 cm dan lebar kira” 5 cm. Papan jari terletak diatas leher gitar.
5 Frets (Besi Pembatas)
            Kata frets berasal dari bahasa perancis kuno “Ferrete” yang berarti “diikat dengan besi “ atau logam tipis yang terpasang di atas sepanjang papan jari.
6 Hell (Tumit)
            Bagian bawah gagang atau leher gitar dengan bentuknya yang melengkung.
7 Sound Hole (Lubang Suara)
            Lubang suara yang terdapat pada papan depan gitar , terbuat dari jenis kayu yang lembut yang berfungsi untuk mengeluarkan suara pada gitar.
8 Bridge Base (Tempat Jembatan)
             Papan bergaris Terletak di bagian papan depan gitar

9 Sideboard (Papan Samping)
            Bagian sisi gitar. Bagian sisi terbuat dari jenis kayu yang keras.
10 Backboard (Papan Belakang)       
            Papan belakang, terbuat dari jenis kayu keras. Papan belakang terdiri dari dua belahan kayu tipis yang dihubungkan menjadi satu  


B. Dasar-dasar Memainkan Gitar

Teknik umum yang digunakan dalam membawakan gitar klasik meliputi cara memegang dan cara memainkan. Gitar dipegang dengan pertolongan footstool, yaitu alat penyanggah kaki yang tingkat ketinggiannya dapat diatur. Dalam keadaan duduk di atas kursi tanpa lengan, kaki kiri menginjak footstool sementara gitar diletakkan di atas paha kiri. Dalam posisi ini, di samping bagian atas paha kiri, ada tiga tempat lain pada tubuh pemain yang menahan kemantapan posisi gitar, yakni bagian dada, titik tumpuan lengan kanan di antara pergelangan dan sikut, serta bagian dalam paha kanan.









Dalam kurun waktu sekitar lima tahun terakhir telah diproduksi berbagai alat lain sebagai alternatif dari footstool seperti misalnya guitar rest oleh Wolf Orchestral Accessories, dan A Frame™ oleh Sageworks--keduanya buatan Amerika. Dengan peralatan baru semacam itu, kaki kiri dapat tetap menginjak lantai sehingga pemain merasa lebih rileks dan berkonsentrasi terhadap musik yang sedang dibawakan.
       
Dawai-dawai gitar dipetik oleh jari-jari tangan kanan dengan dua cara. Yang pertama disebut apoyando (diambil dari bahasa Spanyol) yang dilakukan dengan petikan jari yang gerakannya berhenti ketika menyentuh dawai berikutnya di atas dawai yang sedang dipetik. Teknik ini akan memproduksi sebuah nada tunggal yang berat atau mantap sehingga penggunaannya yang lebih tepat untuk membawakan melodi.

Teknik yang kedua disebut al ayre yang diterapkan dengan cara menghindari dawai berikutnya di atas dawai yang dipetik. Petikan ini menghasilkan suara yang ringan dan memungkinkan jari-jari untuk membunyikan beberapa nada secara simultan. Dengan demikian, petikan al ayre lebih sering digunakan untuk membawakan bagian-bagian akor (chordal passages) dan arpeggio (broken chord).

Tingkat ketinggian nada (pitch) diproduksi dengan dua cara dan kombinasi di antara keduanya. Cara pertama adalah sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan tentang fingerboard di muka, ketinggian nada-nada dihasilkan dengan cara menempatkan jari-jari kiri pada petak-petak fingerboard dengan gerakan horizontal. Cara kedua adalah dengan petikan jari-jari tangan kanan yang melintasi keenam dawai secara vertikal.


Dawai gitar teratas memiliki tingkat ketinggian nada yang paling rendah, demikian secara berurutan ke bawah memiliki tingkat ketinggian yang lebih tinggi. Dengan demikian, pada cara pertama tingkat ketinggian nada diproduksi dengan gerakan ke kiri untuk memperoleh nada-nada rendah dan ke ke kanan untuk nada-nada atas. Sedangkan pada cara yang kedua, gerakan jari ke atas untuk menghasilkan nada-nada yang rendah dan ke bawah untuk menghasilkan nada-nada yang tinggi.

KESIMPULAN

gitar klasik memiliki perkembangan historis yang lebih panjang dan rumit. Sebab, pada akhirnya gitar klasik berkembang secara terpisah dari gitar-gitar yang lain. Bukan hanya karakteristiknya yang berbeda, tapi juga musiknya yang senantiasa didiskusikan dalam arus besar musik klasik.

       Satu kelemahan yang ada pada gitar klasik dibandingkan dengan alat musik lain yakni volumenya yang paling lemah. Kemiripan karakteristik gitar dengan piano tentu saja telah membuat alat musik ini kalah kuat dan kurang produktif dibanding piano. Satu hal lagi kelemahan gitar klasik adalah alat musik ini tidak akan pernah menjadi anggota standar orkestra, kecuali sebagai solois.
                Tapi, biar bagaimanapun, keunikan gitar telah menciptakan suatu komunitas khusus di seluruh dunia di mana anggota-anggotanya berkomunikasi melalui berbagai festival dan kompetisi internasional, konser-konser, internet, berbagai jurnal gitar, dan rekaman-rekaman. Dan yang lebih penting lagi, gitar klasik adalah sebuah alternatif instrumen solo yang lebih mudah untuk dipindah-pindahkan (mobile) dan murah di banding piano. 

9 comments:

  1. oh itu to gitar klasik :))), makasih ilmunyaa gannn :D

    ReplyDelete
  2. iya sama2 mas.. makasih juga atas kunjungannya, semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  3. wah bermanfaat bgi itu bagi para gitaris klasik.makasih bro :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. trimakasih mas atas kunjungannya :), semoga bermanfaat mas bagi para gitaris klasik di indonesia :)

      Delete
  4. bagus artikelnya... makasih :)

    ReplyDelete