selamat pagi soob....ya kali ini saya akan share ke kalian2 yang cinta terhadap gitaris2 klasik dunia yang terkenal pada masa dahulu dan juga sekarang tentunya haha :D, ok langsung sajaa...
Bulu kuduk Anda
pasti merinding jika mendengar “Romance D’ Amore” ketika John Williams
memainkan gitar klasiknya dengan penjiwaan yang begitu dahsyat. Virtuoso gitar
klasik, yang adalah didikan Andres Segovia itu, serasa akan membawa Anda ke
dunia cinta (Amore) yang belum pernah Anda jelajahi, barangkali. Ya, begitulah
gitar klasik. Akan beragam imajinasi yang tercipta tatkala Anda mau menyisakan
waktu Anda untuk mendengarkannya...
Seorang
mahasiswa seni musik Universitas HKBP Nommensen yang hingga saat ini masih
serius menekuni gitar klasik pernah berkata,” Gitar klasik tak akan pernah
mati dimakan usia, sebab ia punya jiwa.Musik musik klasik yang bisa dibawakan
dengan gitar klasik belum bisa dikalahkan oleh musik pop jaman sekarang,” kata
Wonter Lesson Purba, lelaki yang mengaku menghabiskan waktunya sedikitnya lima
jam lebih untuk berlatih gitar. Tapi, tahukah Anda, bahwa dalam waktu yang lama gitar dianggap “tak ada apa-apanya”. Sebelum memasuki era abad ke 20, ekslusivitas gitar masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan alat musik klasik sejamannya yang dianggap lebih berhak memiliki tempat untuk sebuah konser klasik. Seperti biola, cello, flute, harva dan piano, misalnya. Posisi gitar dalam kancah konser musik klasik sebenarnya sudah dimulai oleh Fernando Sor.
Fernando Sor
(1778-1839) adalah gitaris cum komponis kelahiran Barcelona, yang pertama kali
tertarik pada musik setelah ayahnya mengajaknya menonton pertunjukan opera
Italia. Sor adalah seorang bekas serdadu, yang dijuluki sebagai “Beethoven of
the Guitar”. Salah satu masterpiece -nya adalah “Theme and Variations on
Mozart’s the Magic Flute Opus 9″.
Namun, posisi gitar baru menjadi lebih penting ketika Fransisco Tarrega (1852 –1909) mulai menciptakan gubahan-gubahan untuk gitar solo. Juga, etude-etude, yang ia ajarkan kepada beberapa muridnya, seperti Andres Segovia, Emilio Pujol, Miguel Llobet, yang kelas menjadi pelopor kebesaran gitar klasik di dunia. Dan teknik-teknik gitar klasik yang lebih inovatif. Juga, konser-konser yang fenomenal.
Terrega gitaris kelahiran Villareal, Castellon Spanyol, sebenarnya mengawali karir musiknya sebagai pianis. Guru musik pertamanya adalah Eugeni Ruiz, seorang pemain piano bermata buta. Kemudian ia belajar lagi ke Manuel Gonzalez, yang juga bermata buta. Tarrega sendiri sudah mengalami gangguan penglihatan sejak berusia balita karena kecelakaan. Ia terjatuh ke saluran irigasi di Villareal mengakibatkan gangguan penglihatan sepanjang menjalani karir musiknya.
Pada 1862, seorang komponis dari Castellan, Julian Arcas, terpukau dengan bakat musik Tarrega kecil. Julian kemudian mengajak Tarrega hijrah ke Barcelona untuk menalami pengetahuan musiknya, setelah meminta izin dari ayah Tarrega. Di kota ini, Tarrega bergabung dengan grup musik muda. Selain sekolah musik, ia menyambi bekerja di kafetaria dan restoran, sebagai pianis. Namun, karena kondisi kesehatan ayahnya yang parah saat itu, ia pun kembali Villareal.
Ia kemudian ditawari sebagai pianis di Burriana’s Casino. Namun ia tetap mempelajari gitar. Seorang pengusaha kaya, Antonio Casena, kemudian mengajak Tarrega ke Madrid untuk memperdalam pengetahuan musiknya di sekolah musik Spanish Music Conservatory. Ia membawa gitar pertamanya, buatan tangan Antonio Torres dari Sevilla, yang kemudian menjadi gitar bersejarah sepanjang hidupnya.
Meski pada saat itu, gitar masih menduduki posisi rendah untuk panggung konser bila dibandingkan dengan piano, namun Tarrega menunjukkan bahwa gitar tenyata mampu menjadi alat musik pengiring vokal dalam sebuah konser. Seorang guru musik di Spanish Music Conservatory, Emmilio Arrieta, yang melihat kemampuan gitar Tarrega lalu mengusulkannya untuk beralih dari piano dan mendalami gitar.
“Gitar memanggilmu, dan kamu memang terlahir untuk gitar,” kata Arrieta. Sejak saat itu, Tarrega meninggalkan piano dan mulai mendalami gitar dengan lebih serius. Pada 1880, Tarrega mendapat tugas baru sebagai gitaris, ketika ia menggantikan Luis de Soria di kota Novelda (Alicante).
Karirnya sebagai gitaris semakin naik. Pada 1881, Tarrega hijrah ke Prancis. Setelah penampilannya di Opera Theatre Lyion, Prancis, ia menduduki posisi terhormat sebagai gitaris. Di Paris, Odeon, ia tampil pada peringatan dua tahun kematian Pedro Calderón de la Barca. Selain itu, Tarrega juga pernah diundang untuk bermain untuk Ratu Spanyol, Isabel II. Dari sana, ia hijrah ke London. Di kota ini juga ia menikah dengan Maria Rizo.
Ada cerita kecil di balik konser Tarrega di London, pada 1882. Beberapa temannya sesama musisi melihat ada sesuatu yang kurang selama konser berlangsung. Seusai konser, temannya berujar, “Ada apa maestro? Apakah kamu sedang kehilangan sesuatu, rumahmu atau anggota keluarga mungkin, sehingga permainanmu tadi kurang bersemangat?”
Tarrega bersedih, karena konser itu telah membuat ia dan teman-temannya kecewa. Lucunya, teman-temannya mengusulkan agar Tarrega menggubah sebuah lagu dari peristiwa kecil yang ternyata menyedihkan itu. Hingga terciptalah, repertoir yang sampai saat ini masih “hidup”. Karya itu adalah “Lagrima”.
Sepulang dari London, Tarrega melanjutkan tur pertunjukannya secara rutin. Mulai dari Perpignan (Prancis), Cadiz (Spayol), Nice (Prancis), Mallorca (Spanyol), Paris, dan Valencia. Di Valencia dia bertemu dengan Conxa Martinez, yang memberikannya sebuah rumah di Sant Gervasi Barcelona, yang kelak menjadi tempat di mana ia banyak melahirkan sejumlah karya besar (masterpieces). Di kota ini juga, Tarrega berkenalan dengan beberapa komponis besar Spanyol, seperti Isaac Albéniz, Enrique Granados, Joaquín Turina dan Pablo Casals.
Salah satu karya
masterpiece-nya adalah “Recuedos de la Alhamra” (Memori Alhamra) yang
mengaplikasikan teknik treemolo. Repertoir ini ia ubah sepulang dari Granada.
Selama di Alegria ia lalu terinspirasi untuk menciptakan “Danza Mora”. Di sini
pula ia bertemu dengan seorang komposer Saint-Saens. Yang kemudian, di Sevilla,
ia menggubah “Estudios”. Dan salah satu masterpiece yang tak boleh dilupakan
oleh para gitaris klasik adalah “Capricho Arabe”, yang ia dedikasikan untuk
sahabatnya.
Namun, sepanjang Tarrega menjadi gitaris, ia tak pernah puas dengan kualitas suara gitar yang ia mainkan. Dan pada 1902, ia pun mulai memotong pendek satu persatu kukunya, sehingga nyaris tak kelihatan dari balik kulit daging ujung jarinya. Teknik “picking” inilah yang kemudian ia terapkan kepada sejumlah muridnya.
Di usianya yang
ke–50 tahun Tarrega masih sering tampil pada beberapa konser akbar, seperti di
Bilbao (Spanyol), Jenewa, Milan, Firence, Naples dan Roma (Italy). Ia telah
menunjukkan dirinya sebagai gitaris klasik pertama yang tampil dari konser ke
konser besar di belahan dunia.
Pada 1908 Oktober, Tarrega kembali ke Castellon mengulangi nostalia musiknya. Ia kemudian konser di Novelda pada 1909, Valencia, Cullera dan Alcoi. Ia menggubah karya terakhirnya, “Oremus”, di Picanya. Ia kembali ke Barcelona ketika kondisi kesehatannya tak memungkinkan lagi untuk konser. Ia pun menetap di rumahnya di Valencia Street hingga pagi hari pada 15 Desember 1909, saat ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Ya, gitar klasik
memang telah menjadi seakan tak akan pernah mati karena Tarrega. Karya-karyanya
masih hidup hingga kini. Ada 78 karya original dan 120 karya transkripsinya,
yang hingga kini menjadi acuan pelajaran di sekolah-sekolah musik di seluruh
dunia. Sebut saja misalnya, mazurka “Adelita” yang sering menjadi rujukan untuk
para gitaris pemula. Hingga, karyanya agungnya lainya, “Grand Vals”.
Selama hidup
hingga akhir khayatnya, Tarrega telah menciptkan ratusan aransmen untuk solo
gitar. Selain itu, ia juga banyak mentraskipsikan gubahan-gubahan musik
komponis besar, seperti Ludwig van Beethoven, Frederic Chopin, dan Felex
Mendelssohn.
Salah satu teknik (selain teknik “picking” treemolo), yang diperkenalkan Tarrega ke dalam permainan gitar klasik ialah penggunaan jari manis (m) tangan kanan untuk memetik senar gitar (‘picking”), di mana sebelumnya hanya menggunakan jempol (p), telunjuk (i) dan jari tengah (a).
Tangan dingin
Tarrega juga telah banyak melahirkan gitaris-gitaris klasik, yang pada era
berikutnya telah mengangkat ekslusivitas gitar ke panggung musik klasik. Selain
Emmilio Pujol dan Miquel Llobet, salah satu muridnya – meski pernah mengundang
kontroversi – yang dikenal banyak berjasa menaikkan martabat gitar klasik di
kancah konser musik klasik dunia, adalah Andres Segovia (1893-1987).
Segovia adalah gitaris Spanyol yang pertama kali mentranskripsikan gubahan musik Johann Sebastian Bach, “Chaconne in D Minor”, ke dalam partitur gitar. Dan memainkannya pada pertunjukkan konser klasik. Segovia dikenal sebagai pelopor gitaris klasik modern, yang hingga akhir hidupnya mendedikasikan dirinya untuk alat musik “sederhana” namun bersahaja, bernama gitar.
Beberapa Karya F. Tarrega :
- Capricho árabe (Arab Capriccio)
- La alborada (Aubade)
- Gran jota (Great Jota)
- Tango
- El columpio (The Swing)
- María (Maria)
- Marieta (Marieta)
- Adelita (Adelita)
- Rosita (Rosita)
- Gran vals (Great Valse/Nokia Tune)
- Danza odalisca (Odalisque Dance)
- Pavana (Pavane)
- Paquito (Paquito)
- Pepita (Pepita)
- Danza mora (Moor Dance)
- Valse en re (Valse in D)
- Recuerdos de la Alhambra (Memories from La Alhambra)
- Mazurca en sol (Mazurka in G)
- Minueto (Minuet)
- Estudio sobre una sonatina de Alard (Study on a Sonatina by Alard)
- Isabel (Isabel)
- La mariposa (The Butterfly)
- Estudio sobre un estudio de Cramer (Study on a Study by Cramer)
- Sueño-mazurca (Dream-Mazurka)
- Las dos hermanas (The Two Sisters)
- Variaciones sobre El Carnaval de Venecia de Paganini (Variations on Paganini’s The Carnival of Venice)
- Preludio en re (Prelude in D)
- Preludio en mi (Prelude in E)
- Preludio en la menor (Prelude in A minor)
- Preludio en sol (Prelude in G)
- Preludio en mi (Prelude in E)
- Preludio en re (Prelude in D)
- Preludio en sol (Prelude in G)
- Preludio en la menor (Prelude in A minor)
- Lágrima (Tear)
- Preludio en re menor (Prelude in D minor)
- Preludio en la (Prelude in A)
- Preludio en la (Prelude in A)
- Preludio en si menor (Prelude in B minor)
- Preludio en mi (Prelude in E)
- Preludio en fa sostenido menor (Prelude in F sharp minor)
- Preludio en re (Prelude in D)
- Endecha (Planh|Endecha)
- Oremus (Oremus)
- Preludio en la (Prelude in A)
- Preludio en do (Prelude in C)
- Preludio en mi menor (Prelude in E minor)
- Preludio en la (Prelude in A)
- Preludio en la menor (Prelude in A minor)
- Preludio en la (Prelude in A)
- Preludio en la menor sobre Tres piezas cortas, no. 2, de Schumann (Prelude in A minor about Three Short Pieces, no. 2, by Schumann)
- Estudio en forma de minueto (Study in the Shape of a Minuet)
- Estudio sobre un tema de damas (Study on a Feminine Issue)
- Sueño (trémolo) (Dream (Tremolo))
- Estudio en sol (Study in G)
- Estudio sobre una sonatina de Prudend (Study on a Sonatina by Prudend)
- Estudio de velocidad (Speed Study)
- La Etide (mi bemol) (La Etide (E flat))
- Mazurca sobre un tema anónimo español (Mazurka on an Anonymous Spanish Theme)
- Transcription of Barcarola veneziana, No. 1, de Mendelssohn (Transcription of Mendelssohn’s Venetian Boat Song)
- Fantasía sobre La Traviata de Verdi (Fantasy on Verdi’s La Traviata)
yaa dan mungkin masih buanyak lagi teman2 :D, ya sekian dulu dri saya semoga bermanfaat bagi kita semuanyaa....salam gitaris klasik dunia dari saya hehe
No comments:
Post a Comment